Sabtu, 23 Januari 2010

Menangislah...

Ada yang mengatakan jika ada seseorang yang menangis, maka dia adalah orang yang cengeng, lemah dan manja. Padahal yang namanya menangis adalah luapan kita terhadap apa yang menjadi perasaan kita. dan semua orang butuh untuk mengeluarkan segala perasaan hatinya, jangan sampai diendapkan terus hingga tiba saat klimaksnya.

Menjadi orang yang sering menangis, tidak ada kesalahan di dalamnya. yang perlu diperhatikan barangkali hanya tempat dia menangis, apa yang ditangisi dan kemana dia menangis. Tentu saja kita harus memperhatikan dimana kita menangis, karena akan menyangkut situasi yang terjadi di sekeliling kita. bayangkan saja ketika suasana sekitar sedang canda tawa, kemudian kita hadir dengan tangisan kita, tidak mungkin tidak ada yang menganggap kita aneh. belum lagi akan ada anggapan-anggapan orang yang mengasihani diri kita. bukankah tidak ada orang yang ingin dikasihani.

Perihal kedua yang butuh diperhatikan adalah untuk hal apa dia menangis. biasanya kita akan menangisi sesuatu hal yang sangat berat yang terjadi pada diri kita. sedangkan tingkat beban setiap orang itu berbeda-beda sehingga akan sangat sulit untuk menakar batasan hal apa yang bisa kita tangisi. kalo ana berpendapat, ketika sesuatu hal yang berat terjadi, maka tangisilah, karena insya Allah itu akan menjadi tangisan terakhir untuk hal itu. karena jika ditimpa beban itu lagi, niscaya sudah tidak ada tangisan lagi, mengingat sudah menjadi hal yang biasa dan bisa kita tanggung. tapi sedikit pesan, jangan sampai kita menangisi hal-hal yang sifatnya keduniawian...perihal cinta lah, perihal uang lah, ataupun terkait takdir...karena nantinya akan muncul ketidakpuasan dengan apa yang diberikan Allah kepada kita

Perihal ketiga adalah kepada siapa kita menangis. prinsipnya, jangan sampai banyak yang tahu jika kita sedang menangis. karena luapan perasaan ini lebih baik tidak banyak yang tahu mengingat sedikit orang yang paham arti tangisan sebenarnya.satu hal yang pasti dan tidak bisa diganggu gugat, yaitu menangislah kepada Allah. karena ketika pemahaman kita sudah memuncak, maka inilah sarana peluapan kita yang paling ideal. selebihnya, mungkin bisa menggunakan sahabat terdekat kita atau orang terdekat kita. karena bisa jadi kita ingin membutuhkan tanggapan yang cepat dari luapan perasaan kita. yaa, itulah manusia, hanya membutuhkan perhatian. ketika kita menangis di hadapan orang terdekat kita, biasanya dia akan memberikan tanggapan kepada kita. padahal jika kita menyadarinya, Allah memberikan sebuah perhatian yang luar biasa kepada kita setiap saat, dengan ketenangan hati kita, dengan segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. namun, ternyata kita seringkali mengabaikan perhatian itu..

okeh, sementara itu dulu...salam semangat....wallahu alam bishshowab

Luar biasa skenario ini

Dulu pernah sempat terpikirkan dalam hati "andai Allah memberikan petunjuk yang nyata tentang akhir dari sebuah perjuangan hidup, mungkin ummat ini akan bisa bekerja seoptimal apa yang harus dikerjakan." Sering sekali hal ini terbersit dalam hati karena rasa emosi yang melihat kondisi kita yang selalu menyia-nyiakan setiap detik pekerjaan kita, yang selalu menunda-nunda kerjaan menunggu hari esok....Bila kita membayangkannya, maka hitunglah berapa banyak amanah yang tidak optimal karena kesengajaan kita, berapa banyak detik yang terbuang karena kelalaian kita...jika bisa terakumulasikan maka a`udzubillah min dzalik, ternyata begitu besar kesia-siaan dalam diri kita.

Seperti bukan seorang muslim saja ketika kita selalu merasa merencanakan segala sesuatunya dengan rapih tapi tidak pernah menyadari bahwa ada sebuah rencana yang luar biasa besar yang sudah disiapkan untuk rencana yang kita buat itu. "Ah, ini besok aja lah dikerjain...kan masih panjang waktunya dan bisa istirahat dulu sekarang", miris sekali jika ini terjadi dalam diri kita. Banyak sekali kelalaian yang kita lakukan bila itu terjadi. Betapa mengherankan orang yang lalai padahal ia berada dalam pengawasan Allah. Sungguh sangat mengherankan, bagaimana mereka semua merasa aman dari makar Allah!! Apakah mereka belum pernah mendengar firman Allah (yang artinya):"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami pada mereka di malam hari sat mereka tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain? Apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidaklah merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (Al-Aâraf : 97-99)

Maka jikalau kita mempunyai rencana besar yang hendak kita lakukan, bukan saatnya mengatakan "besok-besok saja dikerjakan" melainkan "harus sekarang kutuntaskan"

Dan sekarang pun ana mengalami bagaimana rasanya ketika akhir dari perjuangan hidup kita telah diketahui batas waktunya...ketika akhirnya kita mulai bisa merencanakan apa yang harus kita lakukan setiap detiknya, setiap gerak langkah kita, setiap detak jantung kita. Memang ketika di awal, pasti akan merasakan sebuah kesedihan dan kepedihan bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan dengan waktu yang singkat ini. Tapi ternyata tidak!!! karena tiap detiknya menjadi sangat berharga, setiap saatnya menjadi saat-saat yang spesial, dan setiap momen yang terjadi menjadi momen-momen yang tidak terlupakan. Ini bukanlah sebuah ujian, ini bukanlah sebuah cobaan melainkan rasa cinta dari Allah yang akhirnya bisa menyadarkan hamba-Nya yang dhaif ini.

Ana sempat membayangkan, coba hal ini dialami oleh sebagian besar orang, maka ana yakin mereka semua akan merasakan nikmatnya setiap saat dan setiap waktu kita berdakwah. Di kala kesulitan menimpa kita, maka hanya ada senyuman di wajah yang menjawab "Semoga Allah memberikan yang terbaik bagiku", ketika ada kebahagiaan mendatangi kita, maka langsung terpikir "tidak ada waktu untuk terbuai dengan kebahagiaan yang sesaat ini, saatnya beramal lagi"...dan banyak hal-hal lain yang akan merubah semua pikiran kita.

Siapa yang mengetahui rencana Allah SWT, siapa yang mengetahui skenario besar yang telah dirancang oleh Allah kepada semua hamba-Nya. Karena Insya Allah semua skenario yang diperuntukkan kepada kita adalah skenario terbaik yang akan kita rasakan kemudian.

Ya Allah, baru ku tersadar betapa indahnya dunia ini
di saat kesulitan menjadi sebuah kenikmatan bagiku
di saat cobaan hanya menambah lebar senyuman di wajahku
di saat kesendirian meyakinkanku bahwa hanya Engkau di dekatku
Ya Allah, tidak ada setiap detik hidup ini yang kan kusesali