Senin, 01 Februari 2010

Kembalikan aku ke dunia nyata

Ini bukan sebuah kisah yang semu..bukan kisah yang mengada-ada...tapi ini sebuah kisah yang mungkin banyak menjadi pembelajaran untuk kita semua...

Kampus merupakan sebuah tempat untuk menyalurkan segala kemampuan dan potensi yang kita miliki. Tempat untuk meng-upgrade diri dan tempat untuk berkreativitas terhadap segala sesuatunya...Ada yang mengatakan bahwa kampus ini adalah miniatur sebuah negara...apapun yang akan dilakukan negara, akan dilakukan sama juga di lingkungan kampus, atau bahkan kebalikannya...Yaa, intinya bahwa kampus adalah tempat kita untuk menguji coba segala proyek...

Semua ini boleh kita lakukan dan boleh kita jadikan sebuah pola pikir....tapi ternyata tidak bagi seorang pemuda ini, Rendra namanya...Dia selalu berpikir, dimanapun dia berada dan kapanpun waktunya, maka dia harus bergerak dan beramal dengan totalitas. Tidak ada uji coba yang probabilitas keberhasilannya di bawah 40%....Dia selalu memegang teguh bahwa tujuan hidup dia bukanlah sebuah cita-cita yang main-main dan harus diuji terlebih dahulu...Karena sebuah pemahaman inilah yang akhirnya dia begitu dikagumi oleh yang lain...

Pria kelahiran Surabaya ini memang aktif dimanapun...dari kehidupan kampusnya yang mempunyai banyak amanah, tanggung jawab sekolahnya yang masih turut serta, belum lagi pengaruhnya di masyrakat yang selalu menjadi bahan rujukan...ditambah lagi dengan aktivitasnya untuk membentuk orang. Hampir ada sekitar 30 an orang yang belajar kepada dia, tuk sekedar menuntut ilmu dan meniru bagaimana karakternya agar bisa seperti sosok beliau. Biar aktivitasnya dimana-mana, dia juga tidak melupakan amanah kuliahnya, walaupun progress akademisnya tidak terlalu memuaskan namun sudah bisa membuat dia tenang. Inilah Rendra, seorang manusia biasa yang terlihat luar biasa di mata kawan-kawannya...

"Si Rendra sih luar biasa, mobilitasnya tinggi banget, aktif banget dimana-mana, kalau dimintain bantuan, pasti dia mau deh, ga pernah nolak...Tapi ga tau juga ya, terkadang dia ngilang beberapa hari, susah dikontak dan ga ada kabarnya"

"Salut dah ana ama dia. Selalu dia yang jadi pengharapan bagi temen-temen yang lain. Kalo ga ada dia, mungkin beberapa acara kaga jalan kali. Walaupun udah dua hari ini ana ga ngeliat lagi sih"

Dua pandangan teman-temannya yang menceritakan sosok Rendra. Memang kualitasnya tidak bisa dipungkiri lagi oleh yang lain. Secara fisik pun dia orang yang lumayan tampan dengan postur yang ideal. Beliau pun sosok yang cukup dipandang oleh orang. Walau karakternya yang sangat supel, fleksibel dan tidak kaku, tapi kewibawaanya pun masih sangat jelas terlihat. Namun dari dua pandangan itu, ada suatu kesamaan di antaranya, yaitu pada saat tertentu pasti Rendra menghilang untuk beberapa waktu.

Suatu ketika, dalam sebuah kepanitiaan...kebetulan Rendra bertindak sebagai PJ suatu bidang. Kepanitiaan yang menguras waktu dan tenaga yang cukup banyak. Hingga suatu saat, ketika Rendra berdua dengan ana, sang PO, kita namakan Ardian...menginap di kampus untuk menyelesaikan segala urusan yang belum selesai, tiba-tiba Rendra terbatuk-batuk keras. Dan ketika di depan Ardian persis, Rendra pun batuk dengan mengeluarkan darah. Ardian pun terkaget-kaget melihat kejadian itu...Spontan saja dia menolong dan langsung bertanya ke Rendra.

"Ndra, antum kenapa? kenapa berdarah begini. Antum ga papa kan?"

Rendra yang sudah tidak bisa menghindar lagi pun akhirnya menjelaskan segala permasalahannya. Ternyata sudah sejak lama dia menderita kanker darah, dan terkadang jantungnya pun sudah tidak kuat untuk bernafas...Dengan muka masih tersenyum lebar, dia pun menyampaikan kepada sahabatnya itu untuk tidak menceritakan segala kejadian hari ini. Ardian yang menyaksikan saat itu pun langsung terenyuh hatinya. Dia akhirnya mengetahui bahwa ketika dia menghilang beberapa hari itu karena memang kondisinya yang sudah tidak kuat untuk bangun dari tempat tidurnya lagi...Dengan terheran-herannya pun Ardian masih membayangkan bagaimana saudaranya yang selama ini masih saja beraktivitas dimanapun dengan menunjukkan muka penuh senyum dan tidak meninggalkan bekas kesedihan untuk yang lain.

"Inikah saudaraku, inikah sahabatku...sahabat yang seharusnya sudah kutau dari dulu tentang kondisi dia...sudah kemana saja ana selama ini", Ucapan hati Ardian.

Belum pernah Rendra berbicara setegas kemarin kepada ana. Ucapan dan pesan yang disampaikan Rendra untuk tidak memberitahukan kejadian kemarin atau penyakitnya ke siapapun...Yaa, memang itu sifat dari Rendra, dia tidak ingin membuat orang di sekitar dia pusing dan banyak memikirkannya. Akhirnya pun pada keesokan harinya semua berjalan seperti biasanya. Tidak ada perubahan pada diri Rendra di mata yang lain. Rendra, seperti Rendra yang biasanya...dengan segala aktivitasnya yang luar biasa...

Tetapi untuk kali ini, ana melihat sedikit perbedaan pada Rendra...setiap kali melakukan pekerjaan yang sedikit melelahkan, dia selalu memegang dadanya seperti menahan rasa sakitnya...Ana yang melihat kejadian seperti itu setiap saatnya, mengeluarkan air mata tanpa sadar...ingin rasanya ana memeluk dia untuk melindungi dia dan membantunya. Tapi ana juga yakin kalo itu adalah hal yang tidak diinginkannya...Ana pun baru menyadari ternyata yang mengetahui segala hal tentang penyakitnya hanya ana seorang, tidak keluarganya, tidak teman-temannya ataupun yang lain....Ana selalu berpikir selama ini selalu memberikan dia amanah, selalu memaksa dia walau dia tidak pernah menolak, sepertinya tidak pernah memperhatikan dia sama sekali....Sahabatkah ana, saudarakah ana baginya....tapi ana yakin pasti dia menganggap yang lain saudara-saudaranya, karena dengan wajah senyum dan tawa candanya, dia selalu membantu dan menghibur ana dan teman-teman yang lain....

Andai ana bisa berbuat lebih banyak, maka ana lakukan semuanya demi antum, meskipun harus mengorbankan ana juga... Tidak sepadan apa yang antum lakukan selama ini dibandingkan dengan apa yang ana dan teman-teman lakukan buat antum...

Ingin rasanya ana terus berbuat....Andai ana tahu ini lebih awal...setahun yang lalu, sebulan yang lalu, seminggu yang lalu, kemarin pun, atau sekarang, ana akan berbuat apapun demi kecintaan ana pada antum karena Allah...

Ya Allah, kuatkan saudaraku ini supaya ia terus bersabar dengan segala ujiannya. Kuatkan pula hamba-Mu ini supaya bisa tetap membantunya dan menjadi saudara terbaiknya...

Tersadar ana selama ini...ana selalu terbuai dengan kehidupan nyaman yang selalu ana rasakan. Tidak pernah ana membayangkan sebuah pengorbanan saudara-saudara ana. Tidak perlu berpikir sampai ke negeri yang lain, tidak perlu sampai ke kota yang lain, karena ternyata teman ana yang paling dekat pun dengan ana mendapatkan sebuah ujian yang menurut ana luar biasa....Ternyata selama ini ana berada dalam kotak kenyamanan yang menutup diri ana dan pemikiran ana tentang arti perjuangan hidup...tentang arti sebuah kehidupan..dan arti sebuah tujuan hidup...

0 comments:

Posting Komentar